Al Khawarizmi, Tantangan Dunia Pendidikan

 

Aceh Utara, sdit.nahwannur.sch.id

SDIT Nahwannur salah satu sekolah swasta yang beralamat di Jln Pasar Hewan Simpang III KKA Desa Uteun Geulinggang Kec Dewantara Aceh Utara, sekolah baru yang berdiri pada tahun 2019 silam Alhamdulillah sudah tahun ketiga pada tahun ini, secara administrasi sekolah sudah mendapatkan Izin Operasional dari Dinas Kabupaten Aceh Utara, dengan adanya Izin operasional maka sekolah sudah memiliki sistem Dapodik dan siswa yang terdaftar di SDIT Nahwannur juga sudah terdaftar di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 

baca juga : https://sdit.nahwannur.sch.id/2021/02/izin-operasional-sekolah-sdit-nahwannur.html 

Sekolah SDIT Nahwannur sudah memiliki 3 angkatan (kelas) setiap kelas dinamakan dengan nama sahabat Nabi atau tokoh benar dunia Islam, hal ini dilakukan untuk bisa mengingatkan kembali kepada para siswa masa - masa kejayaan Islam dengan tokoh tokoh yang sangat hebat pada masanya, adapun nama kelas di SDIT Nahwannur sebagai berikut : 

Kelas 1 bernama : Muhammad Al Fatih 

Kelas 2 bernama : Zubair Bin Awwam 

Kelas 3 bernama : Al Khawarizmi 

setiap kelas mempunyai keunikan dan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh para guru, tantangan ini sekaligus memberitahukan kepada kita bahwa " Sekolah adalah kumpulan manusia bukan Robot yang bisa diatur hanya dengan alogaritma dan perintah yang akan patuh, tetapi sekolah/pendidikan adalah PROSES BELAJAR tanpa henti setiap harinya", proses belajar untuk siapa? untuk siswa, guru, kepala sekolah, wali murid serta masyarakat di sekitar sekolah dan lebih jauh lagi masyakat secara umumnya. 

baca juga : https://sdit.nahwannur.sch.id/2020/11/verifikasi-izin-operasional-sdit.html

mari kita simak beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru di kelas 3 Al Khawarizmi 


Tantangan 1.

Seorang siswa di kelas Al-Khawarizmi tidak memiliki ketertarikan untuk belajar di kelas, saat teman-teman yang lain menulis ia justru tidak menulis. Ia memilih berlarian kesana kemari, bahkan keluar dari kelas dan bermain dengan mainan lego anak TK. (Sekolah SDIT dan TKIT satu lingkungan dan atap) 

Anak tersebut juga memiliki sikap yang kurang baik, suka meniup balon permen karet yang besar hingga saat balon tersebut meledak dan menutupi wajahnya, kemudian ia menguyah permen itu kembali. Tidak hanya itu, permen karet tersebut juga pernah ditemukan lengket sembarangan di lantai kelas. Dalam satu hari ini ia mulai menunjukkan gejala malas shalat dhuha.

Ia akan bersikap baik apabila mendapat perhatian penuh dari guru, namun kendalanya adalah ketika guru sibuk memperhatikan ia saja, nantinya murid-murid yang lain akan terbengkalai dan materi pelajaran sulit tersampaikan secara maksimal.


Tantangan 2.

Seorang siswa di kelas Al-Khawarizmi masih belum bisa membaca dan menulis. Ia suka berhitung, namun malas untuk menuliskan hitungannya. Ia  jarang membawa kelengkapan belajar seperti pensil dan buku tulis sesuai roster pelajaran. Ia membutuhkan perhatian khusus tidak hanya disekolah saja, terutama juga dari rumah. Anak ini disarankan untuk mengikuti les membaca dan menulis di luar jam sekolah.

Poin baiknya biar pun sudah kelas tiga dia belum bisa membaca dan menulis, ia gemar membuat keterampilan dan pandai menggambar.


 Tantangan 3

Seorang siswa di kelas Al-Khawarizmi suka sekali memotong penjelasan gurunya yang belum selesai. Ia mengganggu konsentrasi teman-temannya dengan bersuara lebih besar dan bertanya sebelum waktu dipersilakan untuk bertanya. Apabila guru tidak menggubris panggilannya, maka ia akan melakukan hal lain seperti mengetuk-ngetuk meja dengan penggaris sampai akhirnya teman-temannya ikut terganggu.  


Itulah beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru di kelas Al Khawarizmi, bagi Para Pembaca silahkan memberikan tanggapan, saran dan solusi yang membangun bagaimana dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh Guru dan pihak sekolah dalam menghadapi tantangan ini. 


Wassalam 


Penulis : Fadhilah Ata  

Disqus Comments